Sunday, March 13, 2016

Makalah Prilaku Motorik

3:15:00 AM // by Rahmat //



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Setiap manusia dalam kesehariannya senantiasa bertingkah laku. Seseorang dapat berbicara, berdiri, melihat, mendengar, merasa, dan lain-lain. Ini adalah merupakan gejala-gejala jiwa yang disebut tingkah laku.

      Manusia dalam bertingkah lakunya mungkin dapat digolongkan atas tingkah laku yang disengaja dan tingkah laku yang tidak disengaja; tingkah laku yang didasarkan atas kebiasaan dan tingkah laku yang didasarkan atas insting. Mungkin pula tingkah laku manusia digolongkan atas tingkah laku yang disadari dan tingkah laku yang tidak disadari.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Perilaku Motorik ?
2.      Bagaimana ciri-ciri Perilaku Motorik ?
3.      Apa Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari ?
4.      Apa pengertian Perilaku yang Disadari ?
5.      Bagaimana ciri-ciri Perilaku yang Tidak Disadari ?
6.      Apa saja macam-macam  Perilaku yang Tidak Disadari ?
7.      Bagaimana ciri-ciri Perilaku yang Disadari ?



1.3  Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian Perilaku Motorik
2.      Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku Motorik
3.      Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari
4.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian Perilaku yang Disadari
5.      Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku yang Tidak Disadari
6.      Untuk mengetahui dan memahami macam-macam  Perilaku yang Tidak Disadari
7.      Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku yang Disadari




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Motorik

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental. Psikomotorik adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibat motor dari proses mental (kerja otak). Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor ability, dalam Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani Kephart, mendefinisikan bahwa motor adalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang diarahkan kepada beberapa maksud lahiriah (external) dengan wujud keterampilan rendah Perkembangan keterampilan motorik (motor skill) ini merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mampu melakukan suatu rangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu.

Ciri khas dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik yang berlangsung secara teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi atau berfikir terhadap apa yang harus dilakukan dan mengapa harus mengikuti suatu gerakan. Keterampilan motorik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, seorang anak yang memiliki keterampilan motorik sempurna, ia mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak secara efektif dan efisien, misalnya seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak, menaiki tangga, memegang dan mengambil benda dan sebagainya. Berkembangnya kemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil belajar dan latihan. Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan persendia nmenjadi lebih kuat.



2.1.1 Ciri-ciri Perilaku Motorik

      1. Gerakan dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
      2.   Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
      3. Gerak serta. Kita perhatikan anak yang bermain dengan botol susunya, kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya turut bergerak semuanya. Gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri dari motorik yang masih muda.

Perkembangan motorik tergantung pada kematangan otot dan saraf. Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah system saraf yang berbeda. Karena perkembangan  pusat saraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam usat saraf tu;ang belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat saraf lebih tinggi yang ada dalam otak, maka gerak refleks pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang berkembang sendiri. Dalam waktu yang singkat sesudah lahir, gerak refleks penting yang diperlukan untuk hidup seperti menghisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, dan refleks urat daging tempurung lutut, bertambah kuat dan berkoordinasi secara lebih baik.
.           
2.2  Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari ( Perilaku Refleksif )

Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.

Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.

Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang bersangkutan.

      2.3      Pengertian Perilaku yang Disadari ( Perilaku Non-Refleksif )

Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, dan kemudian terjadi respons melalui afektor.


Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis. Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.

      2.4 Ciri-ciri perilaku yang tidak disadari ( Refleksif)
Telah dipaparkan di atas bahwa gerak yang tidak disadari (Refleksif) adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang. Refleks ini berhubungan gejala konasi yang rendah tingkatannya, maka refleks hanya boleh dikatakan gerak refleks, bukan perbuatan refleks. Berikut ini adalah ciri-ciri gerak yang tidak disadari (Refleksif) :
a.       Pada gerak refleks terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi, yakni reaksi terhadap perangsang itu.
b.       Gerak refleks berlangsung di luar kesadaran (tidak disadari).
c.        Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya) dan tidak mempunyai tujuan tertentu.
d.      Sangat terikat oleh perangsang tertentu, boleh dikatakan bahwa setiap jenis perangsang tertentu menimbulkan gerak refleks tertentu.
e.       Tidak berhubungan dengan pusat susunan saraf dan bertalian dengan susunan saraf, yakni sumsum tulang belakang.
f.       Gerak refleks merupakan cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.

     Aliran behaviorisme yang disebut juga sebagai psikologi tingkah laku menyatakan bahwa refleks merupakan sumber tingkah laku manusia. Mereka menyingkirkan semua pengalaman batiniah dan menuju pada psikologi yang murni dan hanya mempelajari perubahan-perubahan serta gerak-gerak jasmaniah yang bias diamati.

2.4.1 Macam-macam perilaku yang Tidak Disadari ( Refleksif)

     Adapun proses terjadinya gerak refleks yaitu: Perangsang, pancaindera, sel-sel saraf sensoris, urat saraf, motoris, reaksi. Disamping itu, gerak refleksif terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut:

a.       Refleks Bawaan

Refleks bawaan yakni refleks yang dibawa sejak lahir disebut pula refleks sewajarnya. Refleks ini merupakan suatu cara tertentu untuk bertindak yang dibawa sejak lahir, berfungsi menjamin hidupnya makhluk yang baru lahir yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungnanya. Refleks berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, misalnya menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar dan sebagainya. Refleks semacam ini tidak terbatas pada bayi yang baru lahir atau anak-anak, pada orang dewasa pun terdapat pula.


a.        Refleks latihan

      Refleks latihan ialah refleks yang diperoleh dari pengalaman. Refleks ini tidak dibawa sejak lahir, melainkan hasil daripada pengalaman atau perbuatan yang selalu diulang. Misalnya kecakapan mengendarai sepeda, keterampilan mengemudi mobil. Baik bagi pengendara sepeda maupun pengendara mobil tidak setiap saat harus memikirkan gerak-gerik untuk membelokan dan memikirkan gerak-gerik untuk membelokan kemudi dan menginjak rem. Kalau kecakapan mengemudi telah dikuasai niscaya perbuatan demikian seolah-olah sudah dapat dilakukan dengan mudah, seolah-olah dapat berjalan dengan sendirinya, tidak banyak dipikirkan dan dipertimbangkan gerak-geriknya.

      c.   Refleks Bersyarat

Refleks ini tidak terantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsangan lain yang berasosiasi dengan rangsangan alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang  lain perlu adanya satu perantara yang disebut syarat. Hal-hal yang dapat menimbulkan asosiasi hingga terjadi suatu refleks disebut syarat atau kondisi. Contoh orang yang sedang merasa haus, melihat buah asam air liurnya terus keluar.

      2.5 Ciri-ciri Perilaku yang Disadari (Non-Refleksif)

            Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor. Jadi rangsangan semisal kamu melihat bunga yang indah, nah bunga itu diterima oleh mata kemudian dibawa ke otak melalui neuron sensorik kemudian diolah di otak bahwa bunga itu indah, kemudian sinyal itu diteruskan oleh neuron motorik ke efektor. Jadi mungkin tangan kamu akan memetiknya.

             Aspek psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik, sebagai hasilnya dilihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat beberapa ahli pendidikan yang mengelompokkan aspek psikomotorik yaitu Dave, Simpson, Harrow dan Romiszowski. Psikomotor yang digunakan adalah dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut:

1.      Imitation (Peniruan)

      Kemampuan ini dimulai dengan mengamati suatu gerakan kemudian memberikan respon serupa dengan yang diamati. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain kemampuan menggunakan alat ukur setelah diperlihatkan cara menggunakannya.

      b.      Manipulation (Manipulasi)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengikuti pengarahan (instruksi), penampilan dan gerakan­-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain mampu melakukan kegiatan penyelidikan sesuai dengan prosedur yang dibacanya, merencanakan apa yang akan dilakukan dalam percobaan.

      c.   Precision (Ketetapan)

Kemampuan ini lebih menekankan pada kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain menggunakan alat ukur, memperhatikan skala alat ukur yang digunakan dan satuan yang digunakan juga dalam mengambil data, orang yang memiliki ketetapan biasanya melakukan pengamatan berulang kali untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.

      d.   Articulation (Artikulasi)

Merupakan kemampuan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan­gerakan yang berbeda. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain menulis dengan rapi dan jelas, mengetik dengan cepat dan tepat dan menggunakan alat­alat sesuai dengan ketentuannya.

      e.   Naturalization (Pengalamiahan)

Menekankan pada kemampuan yang lebih tinggi secara alami, sehingga gerakan yang dilakukan dapat secara rutin dan tidak memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain kemampuan membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar motorik  adalah  proses perubahan individu  baik berupa perilaku gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.

3.2 Kritik dan Saran
      Penyusun menyadari bahwa karya ini tidak sempurna, karena penyusunan karya ini masih dalam taraf pembelajaran. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak agar penyusunan selanjutnya lebih baik lagi.