BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap manusia dalam kesehariannya
senantiasa bertingkah laku. Seseorang dapat berbicara, berdiri, melihat,
mendengar, merasa, dan lain-lain. Ini adalah merupakan gejala-gejala jiwa yang
disebut tingkah laku.
Manusia dalam bertingkah lakunya mungkin
dapat digolongkan atas tingkah laku yang disengaja dan tingkah laku yang tidak
disengaja; tingkah laku yang didasarkan atas kebiasaan dan tingkah laku yang
didasarkan atas insting. Mungkin pula tingkah laku manusia digolongkan atas
tingkah laku yang disadari dan tingkah laku yang tidak disadari.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Perilaku Motorik ?
2. Bagaimana
ciri-ciri Perilaku Motorik ?
3. Apa
Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari ?
4. Apa
pengertian Perilaku yang Disadari ?
5. Bagaimana
ciri-ciri Perilaku yang Tidak Disadari ?
6. Apa
saja macam-macam Perilaku yang Tidak
Disadari ?
7. Bagaimana
ciri-ciri Perilaku yang Disadari ?
1.3
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian Perilaku Motorik
2. Untuk
mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku Motorik
3. Untuk
mengetahui dan memahami Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari
4. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian Perilaku yang Disadari
5. Untuk
mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku yang Tidak Disadari
6. Untuk
mengetahui dan memahami macam-macam
Perilaku yang Tidak Disadari
7. Untuk
mengetahui dan memahami ciri-ciri Perilaku yang Disadari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perilaku Motorik
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) psikomotor secara harfiah berarti sesuatu
yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental. Psikomotorik
adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibat motor dari proses mental
(kerja otak). Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor ability, dalam
Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani Kephart,
mendefinisikan bahwa motor adalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang
diarahkan kepada beberapa maksud lahiriah (external) dengan wujud keterampilan rendah Perkembangan
keterampilan motorik (motor skill) ini merupakan keterampilan yang dimiliki
seseorang untuk mampu melakukan suatu rangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara
terpadu.
Ciri khas dari
keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik yang
berlangsung secara teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi
atau berfikir terhadap apa yang harus dilakukan dan mengapa harus mengikuti
suatu gerakan. Keterampilan motorik memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, seorang anak yang memiliki keterampilan motorik sempurna, ia
mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak secara efektif dan efisien, misalnya
seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak, menaiki tangga, memegang dan
mengambil benda dan sebagainya. Berkembangnya kemampuan motorik tersebut
didapatkan dari hasil belajar dan latihan. Dengan belajar dan latihan tersebut
akan membuat fungsi otot dan persendia nmenjadi lebih kuat.
2.1.1 Ciri-ciri Perilaku Motorik
1. Gerakan dilakukan dengan tidak
sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
2.
Gerak
yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
3. Gerak serta. Kita perhatikan anak
yang bermain dengan botol susunya, kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya
turut bergerak semuanya. Gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri
dari motorik yang masih muda.
Perkembangan motorik tergantung pada
kematangan otot dan saraf. Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda
sejalan dengan perkembangan daerah system saraf yang berbeda. Karena
perkembangan pusat saraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam usat
saraf tu;ang belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang
pusat saraf lebih tinggi yang ada dalam otak, maka gerak refleks pada waktu
lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang berkembang sendiri.
Dalam waktu yang singkat sesudah lahir, gerak refleks penting yang diperlukan
untuk hidup seperti menghisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, dan
refleks urat daging tempurung lutut, bertambah kuat dan berkoordinasi secara
lebih baik.
.
2.2
Pengertian Perilaku yang Tidak Disadari ( Perilaku
Refleksif
)
Perilaku refleksif
adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang
mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut
bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain
sebagainya.
Perilaku
refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima
organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini
pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif
merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang
bersangkutan.
2.3
Pengertian
Perilaku yang Disadari ( Perilaku Non-Refleksif )
Perilaku
non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini, stimulus
setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat
syaraf, pusat kesadaran, dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang
terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses
psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang
disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis. Pada perilaku manusia,
perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi
manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat
berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.
2.4
Ciri-ciri perilaku yang tidak disadari ( Refleksif)
Telah dipaparkan di atas bahwa gerak
yang tidak disadari (Refleksif) adalah gerak reaksi yang tidak disadari
terhadap perangsang. Refleks ini berhubungan gejala konasi yang rendah
tingkatannya, maka refleks hanya boleh dikatakan gerak refleks, bukan perbuatan
refleks. Berikut ini adalah ciri-ciri gerak yang tidak disadari (Refleksif) :
a. Pada gerak refleks terdapat hubungan
erat antara perangsang dan reaksi, yakni reaksi terhadap perangsang itu.
b. Gerak refleks berlangsung di luar kesadaran (tidak
disadari).
c. Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya)
dan tidak mempunyai tujuan tertentu.
d. Sangat terikat oleh perangsang
tertentu, boleh dikatakan bahwa setiap jenis perangsang tertentu menimbulkan
gerak refleks tertentu.
e. Tidak berhubungan dengan pusat
susunan saraf dan bertalian dengan susunan saraf, yakni sumsum tulang belakang.
f. Gerak refleks merupakan cara
bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
Aliran behaviorisme yang disebut juga sebagai psikologi tingkah laku
menyatakan bahwa refleks merupakan sumber tingkah laku manusia. Mereka
menyingkirkan semua pengalaman batiniah dan menuju pada psikologi yang murni
dan hanya mempelajari perubahan-perubahan serta gerak-gerak jasmaniah yang bias
diamati.
2.4.1
Macam-macam perilaku yang Tidak Disadari ( Refleksif)
Adapun proses terjadinya gerak refleks yaitu: Perangsang, pancaindera,
sel-sel saraf sensoris, urat saraf, motoris, reaksi. Disamping itu, gerak
refleksif terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut:
a. Refleks Bawaan
Refleks bawaan yakni refleks yang
dibawa sejak lahir disebut pula refleks sewajarnya. Refleks ini merupakan suatu
cara tertentu untuk bertindak yang dibawa sejak lahir, berfungsi menjamin
hidupnya makhluk yang baru lahir yang harus menyesuaikan diri dengan
lingkungnanya. Refleks berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak
menyenangkan, misalnya menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar dan sebagainya.
Refleks semacam ini tidak terbatas pada bayi yang baru lahir atau anak-anak,
pada orang dewasa pun terdapat pula.
a. Refleks latihan
Refleks latihan ialah refleks yang diperoleh dari pengalaman. Refleks
ini tidak dibawa sejak lahir, melainkan hasil daripada pengalaman atau
perbuatan yang selalu diulang. Misalnya kecakapan
mengendarai sepeda, keterampilan mengemudi mobil. Baik bagi pengendara
sepeda maupun pengendara mobil tidak setiap saat harus memikirkan gerak-gerik
untuk membelokan dan memikirkan gerak-gerik untuk membelokan kemudi dan
menginjak rem. Kalau kecakapan mengemudi telah dikuasai niscaya perbuatan
demikian seolah-olah sudah dapat dilakukan dengan mudah, seolah-olah dapat
berjalan dengan sendirinya, tidak banyak dipikirkan dan dipertimbangkan
gerak-geriknya.
c. Refleks Bersyarat
Refleks ini tidak terantung pada
perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsangan lain yang berasosiasi
dengan rangsangan alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang
lain perlu adanya satu perantara yang disebut syarat. Hal-hal yang dapat
menimbulkan asosiasi hingga terjadi suatu refleks disebut syarat atau kondisi. Contoh orang yang sedang merasa haus,
melihat buah asam air liurnya terus keluar.
2.5 Ciri-ciri Perilaku yang Disadari (Non-Refleksif)
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak
refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa
stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf
motorik – respon pada organ efektor. Jadi
rangsangan semisal kamu melihat bunga yang indah, nah bunga itu diterima oleh
mata kemudian dibawa ke otak melalui neuron sensorik kemudian diolah di otak
bahwa bunga itu indah, kemudian sinyal itu diteruskan oleh neuron motorik ke
efektor. Jadi mungkin tangan kamu akan memetiknya.
Aspek psikomotorik berhubungan
dengan kemampuan motorik, sebagai hasilnya dilihat dalam bentuk keterampilan
dan kemampuan bertindak. Terdapat beberapa ahli pendidikan yang mengelompokkan
aspek psikomotorik yaitu Dave, Simpson, Harrow dan Romiszowski. Psikomotor yang
digunakan adalah dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut:
1. Imitation (Peniruan)
Kemampuan ini dimulai dengan mengamati suatu gerakan kemudian memberikan
respon serupa dengan yang diamati. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain
kemampuan menggunakan alat ukur setelah diperlihatkan cara menggunakannya.
b. Manipulation (Manipulasi)
Kemampuan ini merupakan kemampuan
mengikuti pengarahan (instruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang
menetapkan suatu penampilan. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain mampu
melakukan kegiatan penyelidikan sesuai dengan prosedur yang dibacanya,
merencanakan apa yang akan dilakukan dalam percobaan.
c. Precision (Ketetapan)
Kemampuan ini lebih menekankan pada
kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi. Kegiatan dalam
pembelajaran antara lain menggunakan alat ukur, memperhatikan skala alat ukur
yang digunakan dan satuan yang digunakan juga dalam mengambil data, orang yang
memiliki ketetapan biasanya melakukan pengamatan berulang kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih pasti.
d. Articulation (Artikulasi)
Merupakan kemampuan koordinasi suatu
rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal di antara gerakangerakan yang berbeda. Kegiatan
dalam pembelajaran antara lain menulis dengan rapi dan jelas, mengetik dengan
cepat dan tepat dan menggunakan alatalat sesuai dengan ketentuannya.
e. Naturalization (Pengalamiahan)
Menekankan pada kemampuan yang lebih
tinggi secara alami, sehingga gerakan yang dilakukan dapat secara rutin dan
tidak memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Kegiatan dalam pembelajaran antara
lain kemampuan membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar motorik
adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun
respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
3.2 Kritik dan
Saran
Penyusun menyadari bahwa karya ini tidak sempurna, karena penyusunan
karya ini masih dalam taraf pembelajaran. Untuk itu penyusun mengharapkan saran
dan kritik dari berbagai pihak agar penyusunan selanjutnya lebih baik lagi.