BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada tahun 1250-1500 M,
merupakan babak di mana umat Islam yang berada di sekitar Timur Tengah mendapat
berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar misalnya serangan
dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang kesemuanya merupakan satu keturunan
yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau intern yaitu merupakan masa disintegrasi,
konflik antara sunni dan syi’ah yang semakin menajam serta munculnya
gerakan-gerakan fanatik terhadap bangsa Arab.
Akan tetapi berlainan
dengan apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau Mesir, Dinasti Mamalik
yang berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari serangan-serangan dari
bangsa Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin terputus karena saat itu
Baghdad yang merupakan pusat peradaban Islam telah dihancurkan oleh bangsa
Mongol, dapat terus berkembang walaupun di tempat yang berbeda. Penyebabnya
adalah banyak ilmuwan yang melarikan diri ke Mesir dan di sana pemerintah yang
berkuasa juga memperhatikan perkembangan ilmu pengtahuan dan sebagainya. Dengan
demikian perkembangan peradaban dari masa periode klasik tidak terputus dan
terus berlanjut oleh dinasti Mamluk di Mesir
B.
Rumusan
masalah
Dari paparan diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah
Ø Fase
Kemunduran Islam
Ø Penyebab
kemunduran dan kehancuran Islam
C.
Tujuan
Untuk
memenuhi tugas sekolah dan agar siswa-siswi dapat mengetahui tentang kemunduran
Islam di dunia yaitu:
Ø Mengetahui fase kemunduran Islam di
dunia
Ø Mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kemunduran umat Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
FASE
KEMUNDURAN ISLAM DI DUNIA
Disebut masa kemunduran
karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol
dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan
bangsa Mongol.
Masa kemunduran ini dapat dibagi ke beberapa
fase lagi, yaitu:
- Serangan Mongol oleh Dinasti Jengiskhan
Bangsa Mongol ini berasal
dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke
Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, pengembara dan berani menghadapi
maut untuk mencapai keinginannya, dan kebringasannya dalam menentang
musuh-musuhnya. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang
dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih
menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan
mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk
Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang
diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah
yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di
barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan
ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M;
kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di
Asia kecil pada tahun 1243 M. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan
tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia tersebut.
Pada tahun 1258 M
inilah kota Baghdad jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mengakhiri khilafah
Abbasiyah di sana, juga merupakan awal kemuduran politik dan peradaban Islam.
Karena pada masa itu Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan merupakan kawasan
yang kaya akan khsanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan
oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Kejatuhan Baghdad ini
tidak semata-mata karena faktor ekstern, tetapi juga karena faktor intern yang
telah meruntuhkan khilafah Abbasiyah di sana. Faktor intern itu antara lain
adanya perpecahan yang ditandai dengan lepasnya daerah kekuasaan yang kemudian
membentuk kerajaan kecil-kecil, hal tersebut berdampak pada lemahnya kekuatan
ekonomi yang juga timbul karena adanya korupsi dan keinginan untuk hidup mewah
dikalangan penguasa, dan faktor-faktor lainnya.
Dari Bagdad pasukan
Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada
tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula
daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara
Kerajaan Mamluk yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur
pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September
1260 M.
Demikianlah kondisi dunia arab, terutama
Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasai oleh
bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan,
yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran
dunia Islam.
Dari sekian banyak penguasa
dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang
telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703
/1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung
ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur
dan ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan
botani.[3] Ia membangun semacam biara, perguruan
tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium,
dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh
Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu
Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan
yang sangat menyedihkan dan angin topan disertai hujan es yang mendatangkan
malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah.
Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh
Timur Lenk.
- Serangan Dinasti Timur Lenk
Belum sempat bangkit dari
kejatuhan, seabad kemudian malapetaka yang tidak kalah dahsyatnya kembali
terjadi. Penyerangan kali ini yang dipimpin oleh Timur Lenk atau Timur si
Pincang ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam
daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan
yang masih menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
“Islam.”
Pada tanggal 10 April 1370
M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia
berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan.
Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M, ia menaklukkan Khurasan,
terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.
Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia
mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi
rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000
mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari
70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai
lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia
dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat
Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap
ke luar.
Banyak bangunan, seperti
sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi
dihancurkan. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang
bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke
Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat
120 menara sebagai tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai
kerajaan Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah
bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan.
Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang
sangat hebat di Ankara. Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani
(Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk
kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah
perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71
tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat
ganas dan kejam, tetapi Timur Lenk adalah sosok yang bisa dibilang saleh
ia sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at
dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para
ulama. Walaupun terkadang ia memaksakan suatu fatwa kepada ulama agar
memperbolehkan apa yang dilakukannya.
- Dinasti Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam
yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamluk
yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars
(1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang
sebagai pembangun hakiki dinasti Mamluk di Mesir.
Dinasti Mamluk berkuasa sejak tahun 1250 M.
menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau
tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di
dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamluk ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi
modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa
kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan
tentara Salib di sepanjang laut tengah.
Di bidang politik atau pemerintahan,
pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang
singkat ketika Qalawun (1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun
temurun. Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut
oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak
mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para
amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.
Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan
dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan
Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan,
Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan
tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti
sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.
Ø Dalam
ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi,
dan Ibnu Khaldun.
Ø Di
bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu
al Faraj al –‘Ibry.
Ø Dalam
bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah
dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al-
Razi, perintis psykoterapi.
Ø Dalam
bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
Ø Dalam
bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis
dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar
al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.
Ø Dalam
bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti
sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa,
kubah dan menara masjid.
Kerajaan Mamluk ini
berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka
berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamluk . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini
Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492
M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7
abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova
telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248
dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.
Hal ini disebabkan karena
terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri.
Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung
serangan-serangan kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan
akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara.
Dengan demikian berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua
pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M.
boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami
kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami
kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu:
Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia yang akan dibahas pada
makalah selanjutnya.
B.
PENYEBAB KEMUNDURAN ISLAM
Beberapa penyebab
kemunduran dan kehancuran Umat Islam di Spanyol di antaranya konflik Islam
dengan Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak
jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan keterpencilan.
1. Konflik Islam dengan
Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi
secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari
kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan
hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada
perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat
rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan
negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam
dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat,
sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
2.
Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf
diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana
politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah
menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka
masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non Arab
yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan
dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini
menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping
kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3.
Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para
penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”,
sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang
amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer
4.
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan
diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan
Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir
di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, diantaranya juga disebabkan
permasalahan ini.
5.
Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia
Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali
dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen di sana.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada banyak perilaku yang
patut diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah perkembangan
Islam di abad pertengahan khususnya pada masa kemunduran,yakni:
Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar
di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum muslim yang membuat kaum muslim
dan umat manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi. Lemahnya persatuan
umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran kaum
muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat
Islam hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara
kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan
keislamannya melalui rujukan Al Qur’an dan Hadis.
B. SARAN
Oleh
karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah SWT dan
meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai umat Islam wajib untuk
melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, para pendahulu
kita telah berjuang untuk kemajuan agama Islam walaupun pada saat itu pula
Islam mengalami kemunduran dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.