BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat
diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda
materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya
saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan
sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini.
Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma. Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu hingga
sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas
dasar yang berbeda-beda. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga
patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah - masalah sebagai
berikut:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan batuan beku?
2.
Bagaimana
batuan beku terbentuk?
3.
Apa
saja pembagian genetik batuan beku?
4.
Apa
saja komposisi kimia pembentuk batuan beku?
5.
Apa
saja mineralogi yang membentuk batuan beku?
6.
Bagaimana
deskripsi batuan beku?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang
di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
apa itu batuan
2.
Menjelaskan
bagaimana proses terbentuknya batuan beku
3.
Menjelaskan
pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
4.
Menjelaskan
komposisi kimia pembentuk batuan beku
5.
Menjelaskan
pembentuk batuan beku berdasarkan mineraloginya
6.
Menjelaskan
deskripsi batuan beku?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BATUAN BEKU
Bagian luar bumi tertutupi
oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian
daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat
kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui
dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya
batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka
adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks),
dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut
berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
B.
PENGERTIAN BATUAN BEKU
Batuan beku atau sering disebut
igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa
mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya
batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih
lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku
plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite.
C.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK
Penggolongan ini
berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan
beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut.
Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
1.
Batuan beku Intrusif
Batuan ini terbentuk
dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau batuan beku
plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya
kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku
intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang
beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Batuan beku
intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan
batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku
yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan. yaitu:
- Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
- Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
- Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
- Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar
dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah
sill, lakolit dan lopolit.
- Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
- Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
- Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
2. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif
adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi.
Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut. Struktur ini diantaranya:
- Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
- Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
- Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
- Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
- Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
- Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
D.
KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA
Batuan beku disusun oleh
senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu
klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2,
TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,
CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5,
dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat
dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur pembentukan
magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis
kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia
yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah
mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda.
Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan
belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatan pengelompokan yang
didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan
disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa
kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa)
Berdasarkan kandungan kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA
|
GRANIT
|
DIORIT
|
GABRO
|
PERIDOTIT
|
SiO2
|
72,08
|
51,86
|
48,36
|
43,54
|
TiO2
|
0,37
|
1,50
|
1,32
|
0,81
|
Al2O3
|
13,86
|
16,40
|
16,84
|
3,99
|
Fe2O3
|
0,86
|
2,73
|
2,55
|
2,51
|
FeO
|
1,72
|
6,97
|
7,92
|
9,8
|
MnO
|
0,06
|
0,18
|
0,18
|
0,21
|
MgO
|
0,52
|
6,21
|
8,06
|
34,02
|
CaO
|
1,33
|
3,40
|
11,07
|
3,46
|
Na2O
|
3,08
|
3,36
|
2,26
|
0,56
|
K2O
|
0,46
|
1,33
|
0,56
|
0,25
|
H2O+
|
0,53
|
0,80
|
0,64
|
0,76
|
P2O5
|
0,18
|
0,35
|
0,24
|
0,05
|
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di
atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari
setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak
dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan
ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah
kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis
mineral.
Batuan Intrusi
|
Batuan Ekstrusi
|
Granit
|
Riolit
|
Syenit
|
Trahkit
|
Diorit
|
Andesit
|
Tonalit
|
Dasit
|
Monsonit
|
Latit
|
Gabro
|
Basal
|
Dasar pembagian ini
biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti kandungan silika
dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SIO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama Batuan
|
Kandungan Silika
|
Batuan Asam
|
Lebih besar 66 %
|
Batuan Menengah
|
52 – 66 %
|
Batuan basa
|
45 – 52 %
|
Batuan Ultra basa
|
Lebih kecil 15 %
|
Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:
Nama Batuan
|
Kandungan Silika
|
Leucocratic
|
0 – 33 %
|
Mesocratic
|
34 – 66 %
|
Melanocratic
|
67 – 100 %
|
Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar
dan feldspatoid :
a) Batuan felsik
: dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
b) Batuan
mafik : dominan mineral
mafik, biasanya berwarna gelap.
c) Batuan
ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang
sangat erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk
mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke
permukaan dan kedalaman zona Benioff.
E.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI
Analisis batuan beku pada
umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan
mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah
mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik.
Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi
dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas
dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi
pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan
keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa
terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a. Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur
faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat
pembesar.
b. Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur
porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur
porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur
afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat
dilihat dengan mata biasa.
F.
STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur Batuan Beku
adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku dan proses
kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a.Struktur Bantal (pillow
structure)
Struktur Bantal adalah
struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh
massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak
antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik,
terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.
b. Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah
struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip,
silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat
keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami
penurunan tekanan.
c. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi
akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat
lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas,
kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya
goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
d. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah
bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya
disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh
gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
G. DISKRIPSI
BATUAN BEKU
a. Kelompok Granit
1) Phanertik
Granit dikelompok ini
terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit, kenampakan di
permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak diketahui
besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih
dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada
dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular. Penokris yang
besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur
porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam
tubuh granit.
Struktur yang biasa
terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga kelompok,
pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh proses
konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan.
Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang bisaanya
ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain yang basa
adalah struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:
Ø
Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa,
potasium feldspar dari jenis petoklas dan mikraklian, plagioklas dari
jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.
Ø
Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat
kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon, apatit, rutil sphen dan oksida
besi.
Ø
Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral
utam, kebanyakan tidak berpindah tempat, didalam tingkat terakhir dari
konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh proses pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase
tiap mineral
Mineral
|
1
|
2
|
Kuarea
|
10 – 40%
|
25%
|
Potasium
|
80 – 60%
|
40%
|
Soda plaglokirs
|
0 – 359%
|
26%
|
Hombende
|
10 – 35%
|
1%
|
Blotit
|
6%
|
|
Magnetit
|
2%
|
|
Limenit
|
1%
|
Pengamatan secara
petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti terlihat pada foto 1 halaman
113 dimana nama batuan itu adalah granit dengan mineral utamanya adalah
plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan
tekstur mosaish. Foto 2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral
bertekstur equigranuiar terdiri dari plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende
yang mulai berubah menjadi klorit terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat table 4.7.
Tabel 4.7.
Komposisi kimia dari batuan granit.
Senyawa Kimia
|
1
|
2
|
3
|
SiO2
|
73,86
|
70,18
|
72,70
|
TiO2
|
0,20
|
0,39
|
0,26
|
AI2 O3
|
13,75
|
14,47
|
13,39
|
Fe2O3
|
0,78
|
1,57
|
1,25
|
FeO
|
1,13
|
1,78
|
0,20
|
MnO
|
0,05
|
0,12
|
0,09
|
MgO
|
0,26
|
0,88
|
0,30
|
CaO
|
0,72
|
1,99
|
1,89
|
Na2O
|
3,51
|
3,48
|
2,00
|
K2O
|
5,13
|
4,11
|
3,94
|
H2O+
|
0,47
|
0,84
|
0,01
|
P2O5
|
0,14
|
0,19
|
2) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan
instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran
dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike
terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan antara tipe
plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar
(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang
berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan
perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian menyebar kesegala arah.
Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium
feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas
sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral
pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekunder
terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Tabel 4.8;
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
|
|
biO2
|
73,66
|
TiO2
|
0,22
|
Al2O2
|
13,46
|
Fe2O3
|
1,26
|
FeO
|
0,75
|
MnO
|
0,03
|
MgO
|
0,32
|
CaO
|
1,13
|
NaO
|
2,09
|
K2O
|
5,35
|
H2O
|
0,78
|
P2O5
|
0,07
|
Hasil analisa ini berasal
dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan persentase setiap senyawa
oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan persentase kimia dari
batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
b. Kelompok Syenit
1)Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat
sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang besar seperti
batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan granit
sebagai fasies tipis.
Tekstur yang biasa
ditemukan adalah equigranular, holokristallin, peneritik, dan batuan plutorik.
3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan
kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit memperlihatkan kandungan
alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh berlimpahnya mineral alkali
feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan
mikrolin, plagioklas dari jenis albit – oligoklas dan mineral feromagnesia dari
homblende sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen,
oksida besidan apatit. Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari
feldspar yang kemudian membentuk variasi dari mineral lempung. Variasi
mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada table 4.9
Tabel 4.9;
Komposisi mineralogy batuan
gyenit
Mineral
|
1
|
2
|
Potasium feldspar
|
30 – 80%
|
72%
|
Soda plagloklas
|
6 – 25%
|
12%
|
Mafik mineral
|
10 – 40%
|
|
Biotit
|
2%
|
|
Homblende
|
7%
|
|
Idino pirokrin
|
4%
|
|
ilmenit
|
2%
|
|
1%
|
||
Variasi kimia pada batuan syenit
diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat
tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
Tabel 4.10;
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia
|
1
|
|
SiO2
|
61,86
|
59,41
|
TiO2
|
0,68
|
0,83
|
Al2O3
|
6,91
|
17,18
|
Fe2O4
|
2,32
|
2,19
|
FeO
|
2,63
|
2,83
|
MnC
|
0,11
|
0,08
|
MgO
|
0,96
|
2,02
|
CaO
|
2,34
|
4,06
|
Na2O
|
5,46
|
3,92
|
K2O
|
5,91
|
6,53
|
H2O+
|
0,62
|
0,63
|
P2O5
|
0,19
|
0,38
|
2)Aphantit;
Batuan kelompok ini
biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi daerah yang
luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik.
Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik
dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar. Sebagai masa dasar
dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa
terdapat adalah tekstur aliran.
Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler
biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.
Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis
sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit
biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi
panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di depan dari trakit sebagai
cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada
batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende, biotit, K-feldspar
dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit. Bila
batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal
dari mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin.
Batuan terakhir porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya
ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral sampai euhadral.
Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk ahhedral.
Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur dan hematite yang
pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara (opak).
Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas atau
plagioklas.
Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada table 4.12 yaitu
terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.
Tabel 1.12;
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
SiO2
|
61,95
|
58,31
|
MO2
|
0,73
|
0,66
|
Al2O3
|
18,03
|
18,06
|
Fo2O3
|
2,33
|
2,54
|
FeO
|
1,61
|
2,02
|
MnO
|
0,13
|
0,14
|
MgO
|
0,63
|
2,07
|
CaO
|
1,89
|
4,26
|
Na2O
|
6,55
|
3,85
|
K2O
|
6,53
|
7,38
|
H2O
|
0,54
|
0,53
|
P2O5
|
0,18
|
0,20
|
c. Kelompok Diorit
1. Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan
asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy
berada di tengah dari kedua kelompok itu.
Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi
dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan
banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral.
Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis
oligloklas – andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah
bahwa batuan itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan
batuan tersebut bersifat asam. Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat
apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali. Tabel 4.13. memperlihatkan
posisi mineral dari batuan kelompok diorite
Tabel 4.13;
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok
diorite
Mineral
|
Dient kuarsa
|
Dorit
|
Kuarsa
|
20%%
|
2%
|
Andesine
|
56%
|
64%
|
Potassium feldspar
|
6%
|
3%
|
Biotit
|
4%
|
5%
|
Amphibi
|
8%
|
12%
|
Pirokam
|
2%
|
11%
|
magnetit
|
2
|
2%
|
Komposisi kimia dari
kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table 4.14. Hanya
sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma yang
bersifat anam atau basa.
Tabel 4.14;
Komposisi kimia dari batuan diorite dan
andesit
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
3
|
Sio2
|
1,86
|
56,77
|
55,49
|
TiO2
|
1,60
|
0,84
|
0,91
|
Al2O3
|
16,40
|
16,67
|
18,46
|
Fe2O3
|
2,73
|
3,16
|
1,39
|
FeO
|
6,97
|
4,40
|
7,07
|
MnO
|
0,18
|
0,13
|
0,16
|
MgO
|
6,12
|
4,17
|
8,10
|
CaO
|
8,40
|
6,74
|
7,47
|
Na2O
|
3,36
|
3,39
|
4,09
|
K2O
|
1,33
|
2,12
|
1,60
|
H2O+
|
0,80
|
1,36
|
2,13
|
P2O5
|
0,35
|
0,25
|
0,28
|
2) Aphantik
Andesit banyakterdapat
sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder, seoerti sebagai
dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit.
Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral,
sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran
terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana plagioklas dikelilingi
oleh barisan paralel.
Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana
pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris
dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit
plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorite,
seperti terlihat pada table 4.14. Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal
ini disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada
foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116
dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine,
sedikit kuarsa, homblende, biotit dan magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri
dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang
besar. Tekstur demikian disebut porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau ,
dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende. Sedangkan sebagai matrik
ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini
terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang
mengelilingi fenokris plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan
mineral fenokrisnya dari plagioklas dan homblende, sedangkan sebagai matriknya
terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit dimana matrik di sini sangat
hlaus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Batuan ialah segala macam
material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik yang telah padu maupun
lepas.
Material padat dapat terjadi dari agregat
mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral maupun dari berbagai mineral.
Batu adalah material padat dari agregat
mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu
batuan ekstruksi dan batuan instrusi.
Batuan beku berdasarkan komposisi
kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan beku dari senyawa oksidanya,
sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+,
P2O5.
Batuan beku berdasarkan
mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas,
potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral
biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur
bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
Deskripsi batuan beku dikelompokkan
menjadi 5, yaitu kelompok granit, kelompok synit, kelompok diorit, kelompok
gabro dan kelompok utra basa.
B. SARAN
Untuk memperluas pengetahuan tentang batuan beku kita harus
mempelajari dan memahami maksud dari batuan beku, bagaimana batuan beku
terbentuk, klasifikasi batuan beku dan determinasinya di kehidupan sehari-hari.