SURVIVAL
TRAINING (CARA BERTAHAN HIDUP DI ALAM BEBAS)
Pertahanan
hidup atau dalam bahasa Inggris disebut survival merupakan
kemampuan untuk bertahan hidup di dalam suatu kondisi atau keadaan. Pertahanan
hidup juga bisa diartikan sebagai teknik (ilmu) dalam menghadapi berbagai
ancaman terhadap keselamatan diri. Di kalangan penggiat kegiatan alam bebas
pertahanan hidup dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan terhadap
kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang terjadi di alam terbuka
dengan mempergunakan perlengkapan seadanya. Seseorang yang melakukan Survival
disebut Survivor
Definisi Survival
Survival
berasal dari kata “ Survive ” yang artinya mampu mempertahankan diri dari suatu
keadaan / kondisi tertentu.
Arti dari
survival sendiri ialah suatu usaha dari seseorang untuk mampu bertahan hidup /
mempertahankan diri dalam suatu keadaan tertentu ( darurat ) denagn
memanfaatkan potensi yang ada disekelilingnya.
Jenis-Jenis
Survival dapat diklasifikasikan / dibedakan menjadi 4 :
Ø Jungle
Survival ( Hutan )
|
Ø Desert
Survival ( padang pasir )
|
Ø Sea
Survival ( Laut )
|
Ø Artic
Survival ( kutub / es )
|
Ada 8
pokok yang harus diperhatikan dalam melaksanakan survival adalah sebagai
berikut :
S
: Sadari sungguh-sungguh situasimu.
U
: Untung malang tergantung ketenangan
R
: Rasa takut dan panik harus dikuasai ( dihadapi )
V
: Vakum ( Kekosongan ) isilah dengan segera
I
: Ingatlah dimana kamu berada
V
: Vivo berarti hidup hargailah hidup
A
: Adat istiadat setempat harus dipatuhi
L
: Latihlah dirimu dan belajarlah selalu
Faktor-Faktor
yang menunjang dalam melakukan survival :
1.
Kehabisan pembekalan dari suatu pembekalan / ekspedisi dapat menggunakan
tumbuhan / buah-buahan / berburu disekitar
2.
Kecelakaan dalam suatu ekspedisi
3.
Tersesat dalam suatu daerah asing atau rawan
4.
Berada dalam suatu daerah yang tidak kenal
Motivasi
Survival :
Situasi / tantangan yang harus dihadapi dalam
survival
1.
Faktor Psikologis :
·
Rasa Takut
|
·
Rasa Kebersamaan
|
·
Rasa Panik
|
·
Rasa Kesunyian
|
2.
Faktor Fisiologi
·
Rasa Kelaparan
|
·
Rasa Kelelahan
|
·
Rasa Kehausan
|
·
Rasa Kesunyian
|
3.
Faktor Lingkungan :
· Rasa Kepanasan
|
·
Basah
|
·
Rasa Kedinginan
|
·
Angin
|
·
Kering
|
·
Fauna
|
THE
IMPORTANT THINES FOR SURVIVAL (FAKTOR - FAKTOR PENTING UNTUK TETAP HIDUP)
Ø
Adanya kemauan Besar untuk
tetap hidup
Ø
Kondisi Fisik dan alat-alat
yang dapat membantu
Ø
Pengetahuan dan pengalaman –
pengalaman
Ø
Pengetahuan dan tumbuhan –
tumbuhan apa saja yang bias kita makan dan hewan yang bagaimana yang layak
untuk dimakan ditambah lagi pengalaman kita dalam survival.
Permasalahan
/ Bahaya yang diahadapi di kategorikan menjadi 2 :
1.
Subjective Danger : Bahaya yang berasal dari diri kita
sendiri ( mental dan fisik )
Misal
: Keteledoran, kurangnya pengetahuan pendidikan PA, kurangnya Persiapan, tidak
sabar ( tidak dapat mengontrol emosi ).
2.
Objective Danger : Bahaya yang berasal dari lingkungan
sekitar kita ( keadaan / Alam, Makhluk Lainnya ).
Misal
: Cuaca, Kondisi medan, Binatang buas, tumbuhan, manusia /penduduk Asli.
Tindakan –
Tindakan dalam Survival yang harus dilakukan :
Ø
Menguasai dan mengontrol
diri sendiri
Ø
Mengkoordinasi anggota (
Team )
Ø
Melakuakn pertolongan
pertama
Ø
Melihat kemampuan dan
keadaan anggot
Ø
Melakukan orientasi medan
6.
Pengurangan jatah makanan
7.
Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas
8.
Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
9.
Membuat jejak dan mencari perhatian
Sumber –
sumber makanan, Cara – cara mengolah sesuatu dan fungsinya :
1.
Tumbuhan yang dapat dimakan :
·
Semua buah dihutan dapat dimakan oleh kera / kalong / musang / ( mamalia )
·
Tumbuhan yang tidak bergetah susu
·
Tumbuhan yang tidak berbulu
·
Tumbuhan yang tidak berduri
·
Buah yang terasa manis dan agak asam
·
Warna tidak mencolok yang berlebihan
2.
Langkah – Langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan :
·
Dimasak
·
DIjilati / Dioleskan sedikit kebibir dan tunggu reaksinya, bila tidak bereaksi
berarti aman.
·
Makan tumbuh – tumbuhan yang sudah dikenal saja
·
Jangan makan hanya satu tumbuhan saja
·
Jangan makan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu
·
Dalam memakan tumbuhan yang belum biasa / kita kenal sebaiknya jangan terlalu
kenyang
3.
Hewan –hewan yang dapat dimakan :
·
Burung dan telurnya
·
Kera, babi, dan kijang
·
Binatang air dan amphibi
·
Semua jenis serangga
·
Penyu dan telurnya
·
Binatang melata
·
Semua jenis ular kecuali ular cabe dan ular tanah, karena mengandung racun
TEMPAT PERLINDUNGAN (SHELTER/BIVAK)
Untuk melindungi diri dari pengaruh alam, seperti panas,
hujan, angin dan dingin. Perlindungan bisa dibuat dari bangsa yang sengaja
dibawa, ataupun bahan-bahan yang tersedia dari alam.
a.
Beberapa Syarat – Syarat
yang perlu diperhatikan dalam Mendirikan Bivak :
·
Bangunlah pada tempat yang datar
·
Jangan mendirikan bivak di pucuk gunung / daerah tertinggi dan tidak
terlindungi, dipinggir sungai atau bekas aliran sungai.
·
Tidak membuat shelter berada di bawah pohon lapuk / mati, atau dibawa pohon
yang berbuah keras.
·
Usahakan daerah yang terbuka tidak menghadap mata angin
·
Cukup dekat dengan sumber air.
·
Tidak ditempati oleh serangga dan nyamuk, juga tanaman busuk karena kurang sehat.
·
Bukan jalur binatang buas.
·
Bila medan berupa pantai dirikan bivak cukup jauh dari garis pantai tertinggi.
·
Usahakan membuat shelter sebaik mungkin demi kenyamanan.
·
Bivak jangan sampai bocor.
·
Jangan terlalu merusak alam sekitar.
b. Bahan
–Bahan membuat bivak :
·
Dari bahan alam
: pohon yang utuh / tumbang, gua, dedaunan, ranting, ijuk, gua,
Lubang dalam tanah, lekukan tebing/batu, dan lain – lain
·
Dari bahan yang kita bawa : Ponco, jas hujan,
parasut, ransel.
c.
Beberapa Jenis Shelter / Bivak yang dapat kita buat.
1.
Tenda Standar :
Tali
direntangkan dan diikat antara dua pohon kemudian diatasnya ditaruh ponco atau
parasut.
2.
Bivak sisi terbuka :
Bivak bisa
dibuat dengan cara menopangkan batang-batang kayu dan daun-daunan pada sebatang
pohon roboh untuk sisinya yang masih terbuka, untuk alas sebarkan daun-daun dan
ranting-ranting yang kecil. Bivak akan terasa hangat.
Air
Air adalah
faktir yang sangat penting dan lebih penting dari faktor yang lainnya. Ingat
dengan air saja seseorang dapat bertahan hidup sampai kurang lebih 3 minggu,
tetapi tanpa air rata-rata orang hanya dapat bertahan 2 sampai 5 hari (tidak
terluka).
a. Cara
mendapatkan air :
b.
Tanda –Tanda adanya air :
c.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
d.
Air yang perlu dimurnikan :
API
Bila
kalian punya bahan membuat api jangan buat api yang terlalu besar. Tapi buatlah
yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan memberi panas yang baik dari
sebuah api yang besar.
a.
Cara membuat api :
·
Dengan optic
·
Dengan gesekan (gesekan kayu dg kayu, gesekan bambu dengan bambu)
·
Dengan mengadu batu
·
Busur Gurdi
b.
Fungsi api :
Ø Menghangatkan tubuh
Ø Sebagai penerangan
|
Ø Memasak
Ø Membuat tanda – tanda atau
kode
Ø Menghindari / menjauhkan
dari binatang buas
|
Pedoman Memilih Jalan
Berjalan
di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin
berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi
medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu
punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah
dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk
membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan
tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam
mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila
sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri
untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita
bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di
tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak
harus di kuasai.
JERAT
Bahan yang
biasanya dari tali yang kita miliki, jerat yang dapat kita gunakan di hutan
Indonesia ialah jerat kelinci, jerat burung dan jerat untuk binatang-binatang
kecil.
Untuk
menangkap ikan jelas bahwa ikan tidak dijerat melainkan dipancing atau
ditangkap. Beberapa cara untuk menangkap ikan :
·
Memancing yang mata kailnya dapat kita buat dari peniti, ranting kayu dan
lain-lain.
·
Dengan cara memukul ikan dengan golok tebas, tangan kanan memegang obor, ikan
akan mendekat karena cahaya obor, setelah dekat golok ayunkan ke ikan tersebut.
Hal ini dapat dilakukan di daerah berawa pada sore atau malam hari.
SURVIVAL KIT
Adalah
Perlengkapan untuk survival yang harus kita bawa dalam perjalanan kita.
Survival Kit tentunya bukan hanya sekedar nama saja, hal tersebut bisa
dikatakan hal yang paling diutamakan dalam kegiatan Mendaki Gunung, tetapi
masih banyak orang yang menganggab dan seringkali menganggab remeh hal
tersebut.
Membawa
benda-benda untuk alat bertahan hidup di alam bebas Survival Kit sewaktu
bepergian, memang rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi kita yang mempunyai
hobi di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi
suatu keadaan darurat sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah
banyak kejadian yang diakibatkan karena ketidaksiapannya Survival Kit saat
melakukan aktifitas alam bebas yakni membuktikan pada peristiwa kecelakaan di
laut dan udara, korban yang kebetulan selamat kebanyakan tidak siap bertahan
hidup. Padahal upaya penyelamatan SAR atau polisi belum tentu datang segera.
Dalam
keadaan Survival (bertahan hidup di alam bebas) tentunya tak ada pilihan,
korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa
persiapan Survival Kit, ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi
taruhannya. Hal ini secara tidak langsung, dan juga tidak dapat kita duga dapat
terjadi pada siapa saja dan dimana saja. bagaimana jika mimpi buruk tersebut
terjadi pada kita, apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat jika kita
berada dalam keadaan tersebut. Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya
sederhana. Sebelum perjalanan paling tidak menyiapkan kotak Survival Kit
beserta perlengkapan penyelamatan diri yang standar.
Dalam
melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan bekal pribadi, terutama peralatan
bertahan hidup dan beberapa Survival Kit juga harus memadai. Barang-barang
kecil yang amat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau
lipat kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan,
dsb. Meski perjalanan diraa tidak terlalu jauh, biasakan juga selalu membawa
makanan dan minuman cadangan. Setelah Survival Kit semuanya siap, tempatkan
peralatan dan perlengkapan tadi kedalam sebuah wadah atau tas yang
memenuhi syarat, seperti cukup ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan
antara wadah tadi dengan tas atau barang-barang lain, agar mudah dikenali.
Tempatkan juga diruang yang mudah terjangkau, jangan sampai kita bingung harus
memprioritaskan barang mana yang harus diselamatkan saat kecelakaan.
Survival
Kit bukan hanya digunakan pada saat kita mengalami Survival, tetapi disetiap
jalur atau perjalanan yang akan ditempuh tentunya pasti akan digunakan,
misalnya pada saat kita ingin memotong sesuatu tentunya harus menggunakan
Survival Kit. Maka dari itu hal yang sangat wajib dalam dunia kepecintaalaman
selain mematuhi KODE ETIK, yakni memahami betapa pentingnya sebuah Survival
Kit.
a.
Untuk Survival di laut.
Untuk
survival dilaut bila kita mengadakan perjalanan pelayaran, yang dibawa :
Ø Peralatan pancing
|
Ø Penutup kapala
|
Ø Pisau lipat
|
Ø Kain Parasut (untuk layar,
dll)
|
Ø Tali Parasut
|
b.
Survival di Hutan Gunung
Perlengkapan
yang kita bawa ialah :
Ø Ponco dan atau plastik
Ø Peluit
Ø Obat-Obatan
Ø Lampu Senter
Ø Tali
Ø Jarum, Benang, Peniti
|
Ø Golok tebas / pisau
pinggang.
Ø Cermin
Ø Alat Tulis
Ø Garam
Ø Lilin
Ø Kompas Dan Peta Topografi
|