BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Mencari
pekerjaan di masa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali
calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau
swasta, tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan
jumlah pengangguran semakin banyak. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja,
kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang.
Salah
satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu pemeliharaan ayam petelur karena banyak
orang yang membutuhkannya. Sebagai contoh; nasi goreng, burger, martabak telur,
roti dan sebagainya, sangat membutuhkan telur ayam yang terus meningkat setiap
harinya. Untuk memenuhi kebutuhan ini, banyak peternak ayam yang bersaing untuk
menyuplai akan kebutuhan telur tersebut.
1.2.
TUJUAN
Tujuan
dari usaha budidaya ayam petelur adalah:
ü Dapat melakukan usaha ayam petelur dengan baik dan
memberikan manfaat yang besar.
ü Dapat
memasarkan telur ayam dengan baik.
ü Dapat
menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.
ü Dapat
meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran.
ü Untuk
memenuhi kebutuhan telur sebagai pemenuh gizi penduduk setempat.
ü Sebagai
pengetahuan atau menambah wawasan dalam menjalankan usaha.
1.3.
PELUANG
PASAR
Kami
memilih usaha budidaya ayam petelur karena dari segi pemenuhan kebutuhan,
terdapat banyak rumah makan yang membutuhkan telur ayam. Hal ini didasari juga
dengan faktor atau keterbatasan orang yang memiliki usaha budidaya ayam
petelur. Oleh sebab itu, menurut kami peluang dalam membuka usaha budidaya ayam
petelur itu cukup tinggi.
BAB
II
ANALISIS
BIAYA
2.1. PENGELUARAN
A. INVESTASI ALAT dan BAHAN
NO
|
ITEMS
|
JUMLAH
|
@ (Rp)
|
HARGA (Rp)
|
1
|
Kandang
ayam 3x3 m
|
2
buah
|
100.000,00
|
200.000,00
|
2
|
Tempat
minum ayam
|
5
buah
|
6.000,00
|
30.000,00
|
3
|
Tempat
makan ayam
|
5
buah
|
4.000,00
|
20.000,00
|
4
|
Lampu
penerangan
|
2
buah
|
5.000,00
|
10.000,00
|
5
|
Induk
ayam
|
100
ekor
|
20.000,00
|
2.000.000,00
|
Modal Awal
|
2.260.000,00
|
|||
Biaya penyusutan/bulan = total investasi/umur alat
=
(2.255.000/24 bulan)
|
94.000,00
|
B. BIAYA TETAP
NO
|
ITEMS
|
HARGA (Rp)
|
1
|
Pakan
ayam
|
15.000,00
|
2
|
Listrik/air
|
50.000,00
|
3
|
Penyusutan
alat
|
94.000,00
|
4
|
Vaksinasi
|
14.000,00
|
Total biaya per bulan
|
173.000,00
|
C. BIAYA TIDAK TETAP
NO
|
BAHAN BAKU
|
JUMLAH
|
@ (Rp)
|
HARGA (Rp)
|
1
|
Konsentrat
(BR)
|
1
karung
|
325.000,00
|
325.000,00
|
2
|
Obat-obatan
|
1
set
|
100.000,00
|
100.000,00
|
JUMLAH
|
425.000,00
|
D. TOTAL BIAYA
Total
biaya yaitu jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses
budidaya ayam petelur, total biaya yang dibutuhkan adalah:
Total biaya = biaya
tidak tetap + biaya tetap
= Rp425.000,00 + Rp173.000,00
= Rp598.000,00
2.2. PEMASUKAN
1) Hasil penjualan telur ayam (1 ayam dalam
sehari menghasilkan 1 telur) :
1 butir telur Rp800,00
Maka 100 ayam = 100 x Rp800,00 Rp80.000,00
2) Jadi, total pendapatan dalam satu bulan = 30 x
80.000 Rp2.400.000,00
2.3. KEUNTUNGAN / LABA
Pendapatan
selama 1 bulan Rp2.400.000,00
Jadi,
keuntungan bersih dalam 1 bulan:
Rp2.400.000,00
– Rp598.000,00 Rp1.802.000,00
BAB
III
PELAKSANAAN
WIRAUSAHA
3.1.
Apa saja kelebihan maupun kekurangan
dari usaha budidaya ayam petelur?
a. Kelebihan
Usaha
budidaya ayam merupakan salah satu usaha yang menghasilkan omset dengan
keuntungan yang cukup besar. Selain itu menjalankan usaha ini juga memiliki
waktu yang relatif cukup santai, jadi usaha ini tidak mengganggu kegiatan
sehari – hari.
b. Kekurangan
Dalam
merawat ayam diperlukan teknik dan pengetahuan yang tepat tentang peternakan.
Karena beternak ayam tidaklah mudah, takaran makan, minum, luas kandang serta
lingkungan kandang juga harus disesuaikan agar ayam dapat tumbuh dengan baik.
Banyaknya penyakit seperti flu burung, dan penyakit ayam lainnya juga dapat
mengancam usaha kita.
3.2. Mengapa memilih usaha budidaya ayam petelur?
Kami memilih usaha
budidaya ayam petelur karena:
1. Prospek
atau peluang usaha ini cukup besar untuk dikembangkan.
2. Dapat
memberikan pendapatan/keuntungan yang cukup besar.
3. Permintaan
telur ayam selalu meningkat dan pemeliharaannya tidak begitu sulit.
4. Tidak
memerlukan modal yang cukup besar.
5. Tidak
membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
6. Peluang
pasar yang besar untuk pemasaran.
7. Tidak
memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen.
8. Dapat
membuka lapangan kerja bagi orang lain.
3.3. Dimanakah tempat yang tepat untuk melakukan pembudidayaan
ayam petelur?
a. Lokasi
yang jauh dari permukiman penduduk, karena budidaya ayam petelur menimbulkan
pencemaran lingkungan berupa pencemaran udara maupun pencemaran suara.
b. Lokasi
yang mudah dijangkau oleh pusat-pusat pemasaran.
c. Lokasi
yang menetap / tidak berpindah-pindah.
3.4. Bagaimanakah
cara melakukan budidaya ayam petelur hingga menghasilkan
produk yang
berkualitas?
1. Pemilihan
induk.
-
Bulu tampak halus dan
penuh.
-
Baik pertumbuhan dan
perkembangannya.
-
Sehat dan tidak ada
cacat pada fisiknya.
-
Memiliki nafsu makan
yang baik.
-
Tidak ada letakan tinja
di duburnya.
2. Sanitasi
dan tindakan preventif.
Kebersihan
lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan
penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet. Tindakan
preventif dilakukan dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis
sesuai catatan pada label dari poultry shop.
3. Kualitas
dan kuantitas pakan pada induk ayam.
- Kualitas
atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%;
serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME)
2900-3400 Kkal.
- Kuantitas
pakan terbagi dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari)
111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu
ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke-8 (umur 51-57 hari)
161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari
adalah 3.829 gram.
4. Pemberian
minum.
Usia 5 minggu (30-36
hari) 9,5 lliter/hari/100ekor;
Usia 6 minggu (37-43
hari) 10,9 liter/hari/100ekor;
Usia 7 minggu (44-50
hari) 12,7 liter/hari/100ekor &
Usia 8 minggu (51-57
hari) 14,1 liter/hari/100ekor.
Jadi total air minum
pada usia 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/100ekor.
5. Vaksinasi
dan obat.
- Vaksin
aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih
lama daripada dengan vaksin inaktif / pasif.
- Vaksin
inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan / dimatikan
tanpa merubah struktur antigenik, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan
yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga
sakit.
- Persyaratan
dalam vaksinasi adalah: ayam yang divaksinasi harus sehat, dosis dan kemasan
vaksin harus tepat, dan sterilisasi alat-alat.
6. Pemeliharaan
kandang.
Agar
bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu
dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga / dicek
jika ada bagian yang rusak supaya segera disulam / diperbaiki kembali. Dengan
demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang
bagi ternak yang dipelihara.
3.5. Kapankah
waktu yang tepat untuk memasarkan telur ayam supaya tidak merugi?
Waktu
yang tepat untuk memasarkan telur ayam supaya tidak merugi adalah ketika harga jual
di pasar bearada pada titik stabil, tidak mengalami penurunan harga yang
signifikan.
3.6. Kepada
siapakah target pasar yang dituju untuk memperlancar pemasaran?
- Koperasi
yang menyalurkan telur (menjual dan membeli telur dengan harga yang sesuai) /
pasar.
- Pemasok
telur.
- Rumah-rumah
makan yang mempergunakan bahan dasar telur sehingga mereka secara kontinyu
membeli telur dari kami.
BAB
IV
RENCANA
PEMASARAN PRODUK HASIL BUDIDAYA
4.1. TUJUAN PEMASARAN
ü Mempertahankan
pertumbuhan yang positif pada setiap bulannya.
ü Mencapai
pendapatan yang stabil.
4.2. PENETAPAN HARGA
Harga
untuk produk yang pada umumnya dijual menggunakan satuan kilogram ini kami
tentukan berdasarkan harga di pasaran pada umumnya.
4.3. PASAR SASARAN (TARGET)
Target
utama yang kami tuju untuk memperlancar usaha ini adalah pasar. Di dalam pasar,
banyak sekali pemasok telur yang mampu secara kontinyu membeli telur dengan
harga yang sesuai. Selain lingkungan pasar, kami akan memasarkan telur ke
berbagai rumah makan yang mempergunakan bahan dasar telur dengan kualitas
terbaik.
4.4. CARA PEMASARAN
Kami
menggunakan metode distribusi langsung dalam memasarkan barang, yaitu dengan
mengunjungi pembeli ke pasar atau rumah makan. Karena usaha kami yang belum
banyak dikenal masyarakat, dengan menggunakan metode distribusi langsung akan
dengan mudah bagi kami untuk menjaring pembeli di sekitar tempat transaksi.
BAB
V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
- Beternak
ayam petelur memberikan keuntungan yang besar.
- Beternak
ayam tidak memerlukan modal yang cukup besar.
- Pemeliharaan
akan ayam petelur tidak begitu sulit untuk dilaksanakan.
- Beternak
ayam petelur tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
- Wirausaha
di bidang pemeliharaan ayam petelur memiliki prospek yang cerah dengan resiko
yang kecil.