BABI
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam kehidupan politik suatu
Negara, Negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya.
Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung pada budaya poitik
yang berkembang dalam masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana tipe-tipe
budaya politik masyarakat Indonesia dan bagaimana peran sertanya dalam
pembangunan kehidupan politik di Indonesia.
Kita ketahui bahwa politik merupakan
suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Politik secara umum menyangkut
proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu
memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut
peraturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. Kebijakan-kebijakan
umum hanya dapat dilakukan dengan kekuasaan dan untuk memperoleh kekuasaan
itulah diperlukan sarana politik yang disebut partai politik.
kondisi dinamik bangsa Indonesia
yang menyediakan mekanisme dan prosedur yang mengatur dan menyalurkan konflik
sampai pada penyelesaian dalam bentuk kesepakatan (konsensus),sistem ini
membantu pembentukan identitas bersama, hubungan kekuasaan, legitimasi
kewenangan dan hubungan politik dan ekonomi. Dari dalam untuk menjamin
identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
B. Rumusan
Masalah
Pertanyaan mungkin selalu ada dalam
batin maupun fikiran kita sebelum mengerti tantang budaya politik indonesia,pastinya
kita akan mencari tau tentang:
1.
Apa pengertian Budaya Politik Secara Umum ?
2.
Jelaskan budaya politik menurut para ahli!
3.
Sebutkan macam-macam politik!
4.
Apa pengertian Budaya Politik Priyayi?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Budaya Politik
Secara Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
BUDAYA POLITIK SECARA UMUM
Budaya politik merupakan pola
perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan
administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya
politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Dalam setiap masyarakat, terdapat
budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang
berlangsung di lingkungannya sendiri. Tingkat kesadaran dan partisipasi mereka
biasanya menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya politik yang
berkembang.
Perbedaan pandangan masyarakat dalam
menyikapi masalah politik dalam hubungannya dengan pemerintah merupakan bagian
kajian tentang budaya politik suatu masyarakat.
Gejala budaya politik yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia sebagai contoh adalah sejak reformasi
tahun 1998. kesadaran politik masyarakat Indonesia meningkat cukup tajam.
Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini menjadi hal yang
sangat biasa. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa, buruh, atau masyarakat
sipil. Pada masa kepemimpinan Soeharto atau era Orde Baru, demonstrasi tidak
diperbolehkan karena dianggap mengganggu stabilitas keamanan. Tetapi saat ini,
demonstrasi tidak dilarang karena merupakan hak rakyat untuk menyampaikan
aspirasinya kepada pemimpin.
Perbedaan budaya politik (tingkat
kesadaran dan partisipasi politik) masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan:
- Masyarakat pedesaan : Tergantung
pada pilihan politik pemimpinnya, baik
pemimpin adat, suku, maupun agama.
- Masyarakat perkotaan : Tidak bergantung
pada pilihan orang lain.
Budaya politik diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Budaya politik diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
model kebudayaan politik yang berkembang dalam masyarakat:
1.
Tingkat pendidikan warga negara (faktor kunci)
2.
Tingkat ekonomi (semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi partisipasi
politiknya).
3.
Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem
politik sistem politik yang lebih baik).
4.
Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas).
5.
Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas,
dan mandiri)
Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik yang berkembang dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat khusus.
Almond dan Verba membagi orientasi
politik menjadi 3 bagian:
1. Orientasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
2. Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat.
3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
1. Orientasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
2. Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat.
3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Almond dan Verba mengidentifikasi
tiga objek yang dituju dalam orientasi politik.
Ø Peran atau struktur dari sebuah
institusi politik.
Ø Para pemegang jabatan atau aktor
dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator dan administrator.
(Aktor/orangnya)
Ø Kebijakan, keputusan, dan penguatan
keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. (Produk)
B.
PENGERTIAN BUDAYA POLITIK MENURUT
PARA AHLI
Alan R. Ball
Budaya politik
adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan
nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu
politik.
Austin Ranney
Budaya politik
adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang
dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap
objek-objek politik.
Gabriel A. Almond
dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik
berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh
populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian
tertentu dari populasi.
Sidney Verba
Budaya politik
adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan
nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
Gabriel A. Almond
Budaya politik
adalah dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang juga
memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem politik.
Miriam Budiardjo
Budaya politik
adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti norma-norma,
pola-pola orientasi terhadap politik dan pandangan hidup pada umumnya.
Marbun.
Budaya politik
adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan
politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan dimensi psikologis
dari suatu sistem politik yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki
individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat.
Larry Diamond.
Larry Diamond.
Budaya politik
adalah keyakinan, sikap, nilai-nilai, ide-ide, sentimen dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing masing
individu dalam sistem itu.
Mochtar massoed.
Budaya politik
adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan
negara dan politiknya.
Roy Macridis
Budaya politik
adalah sebagai tujuan bersama dan peraturan yang diterima bersama.
Dennis Kavanagh
Dennis Kavanagh
Budaya politik
adalah sebagai pernyataan untuk menyatakan lingkungan perasaan dan sikap
bagaimana sistem politik itu berlangsung.
Robert Dahl
Budaya politik
adalah satu faktor yang menjelaskan pola-pola yang berbeda mengenai
pertentangan politik.
C.
MACAM-MACAM
BUDAYA POLITIK
1. BUDAYA POLITIK ABANGAN
Budaya
politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan
terhadap adanya roh halus yang mempengaruhi hidup manusia.
Ciri khasnya adalah diadakan upacara selamatan untuk mengusir roh halus.
Ciri khasnya adalah diadakan upacara selamatan untuk mengusir roh halus.
2. BUDAYA POLITIK SANTRI
Budaya
politik masyarakat yang menekankan pada aspek-aspek keagamaan, khususnya Islam.
3. BUDAYA POLITIK PRIYAYI
Budaya
politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi.
Priayi adalah masyarakat kelas atas atau kelompok masyarakat aristokrat dan bekerja sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Yang dulunya berafiliasi (berhubungan, berpautan) dengan partai PNI, kini berinfiliasi pada partai golkar.
Priayi adalah masyarakat kelas atas atau kelompok masyarakat aristokrat dan bekerja sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Yang dulunya berafiliasi (berhubungan, berpautan) dengan partai PNI, kini berinfiliasi pada partai golkar.
Budaya
Priyayi mewakili aristokrasi Jawa. Kebanyakan mereka berdiam di kota yang
disebabkan ketidakstabilan politik dalam kerajaan masa pra-kolonial, karena
filsafat mereka yang melihat ke dalam yang lebih menghargai prestasi mistik
daripada keterampilan politik, upaya Belanda merangkul petani. Mereka adalah
birokrat, klerk/juru tulis, guru bangsawan yang makan gaji. Priyayi asalnya
adalah keturunan raja-raja besar Jawa yang tersisa merupakan hasil dari
kehidupan kota selama hampir 16 abad., namun berkembang oleh campur tangan
Belanda kepada kelompok instrumen administrasi pemerintahan.
Budaya Priyayi
memandang dunia ini dengan konsep alus dan kasar. Alus menunjuk pada murni,
berbudi halus, tingkah laku yang halus, sopan, indah, lembut, beradab dan
ramah. Simbolnya adalah tradisi kromo-inggil, kain bagus yang alus, musik alus.
Dan konsep alus ini bisa menunjuk apa saja yang semakna dengan alus. Lawan dari
alus adalah kasar dan merupakan kebalikan dari alus, bahasa kasar, tingkah laku
kasar. Konteks priyayi bertemu dengan abangan dalam hal alus dan kasar.
Sementara titik kehidupan “keagamaan†priyayi berpusat etiket, seni dan
mistik. Yang menggabungkan unsur ketiganya adalah rasa.
Ada empat
prinsip pokok yang menjiwai etiket priyayi yakni bentuk yang sesuai untuk
pangkat yang tepat, ketidak langsungan, kepura-puraan, dan menghindari
perbuatan yang ngawur atau tak menguasai diri. Ada banyak cara yang ditunjukkan
oleh priyayi untuk menunjukkan sesuatu namun tetap berpegang pada prinsip tadi.
Hal ini yang mengesankan priyayi adalah kaku, bertingkat dan formal.
Priyayi menganggap bahwa wayang, gamelan, lakon, joged, tembang dan batik adalah perwujudan kesenian yang alus. Berbeda halnya dengan ludrug, kledek, jaranan, dan dongeng sebagai kesenian yang kasar. Dan kesenian itu mengekspresikan nilai-nilai priyayi. Tidak mungkin bagi priyayi Mojokuto (camat misalnya) mengundang ludrug untuk pesta pernikahan anaknya.
Priyayi menganggap bahwa wayang, gamelan, lakon, joged, tembang dan batik adalah perwujudan kesenian yang alus. Berbeda halnya dengan ludrug, kledek, jaranan, dan dongeng sebagai kesenian yang kasar. Dan kesenian itu mengekspresikan nilai-nilai priyayi. Tidak mungkin bagi priyayi Mojokuto (camat misalnya) mengundang ludrug untuk pesta pernikahan anaknya.
Pandangan
dunia priyayi terhadap aspek religius disebut dengan mistik. Mistik yang
dimaksud adalah serangkaian aturan praktis untuk memperkaya kehidupan batin
orang yang didasarkan pada analisa intelektual atau pengalaman. Tujuan
pencarian mistik adalah pengetahuan tentang rasa dan itu harus dialami oleh
priyayi. Ritual yang dilakukan adalah bentuk tapa dan semedi dalam keadaan
ngesti (menyatukan semua kekuatan individu dan mengarahkannya langsung pada
tujuan tunggal, memusatkan kemampuan psikologis dan fisiknya ke arah satu tujuan
yang sempit (hal. 430).
Sekte-sekte mistik Mojokuto dalam bentuknya yang formal mengambil anggota dari pejabat (wedana), aparat (mantri polisi), penilik sekolah, juru gambar dan sejenisnya dari kalangan priyayi.
Sekte-sekte mistik Mojokuto dalam bentuknya yang formal mengambil anggota dari pejabat (wedana), aparat (mantri polisi), penilik sekolah, juru gambar dan sejenisnya dari kalangan priyayi.
4. BUDAYA POLITIK TRADISIONAL
Budaya politik
tradisional adalah budaya politik yang memprioritaskan satu budaya dari etnis
tertentu. Sebagai contoh, ketika Soeharto memimpin negeri kita selama lebih
dari 3 dekade, masyarakat etnis Jawa cukup mendominasi pusat-pusat kekuasaan
penting, seperti kekuasaan yang ada dalam tubuh ABRI (TNI).
5. BUDAYA
POLITIK ISLAM
Budaya
politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada
keyakinan dan nilai agama Islam. Biasanya kelompok santri mempelopori budaya
politik ini.
6. BUDAYA POLITIK MODERN
Budaya
politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral tanpa
mendasarkan pada budaya atau agama tertentu. Budaya politik ini dikembangkan
pada masa pemerintahan Orde Baru yang bertujuan untuk stabilitas keamanan dan
kemajuan.
7. BUDAYA POLITIK PAROKIAL
Budaya
politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya
sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial
apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya
politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap
keempat dimensi tersebut.
8. BUDAYA POLITIK SUBJEK
Budaya
politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan
sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif.
Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi
orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek
output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh
pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam
pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan.
9. BUAYA POLITIK PARTISIPAN
Budaya
politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik
yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam
kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota
masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu
budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem
politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta
penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung.
Perkembangan Tipe Budaya Politik Sejalan Dengan
Perkembangan Sistem Politik yang Berlaku
Pada
negara-negara demokratis umumnya, partisipasi politik warga negaranya dapat
mempengaruhi pembuatan suatu kebijakan.
Menurut Samuel P. Huntington dan Joan Nelson,
“Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai
pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh
pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual dan atau kolektif,
terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan
kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.”
Menurut Herbert McClosky, partisipasi
politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana
mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung
atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.
Peran dan
political will elit yang berkuasa sangat mempengaruhi perluasan dan pembatasan,
sedangkan elit politik yang tidak berkuasa cenderung meluaskan partisipasi
politik dan mengubah serta mengembangkannya ke bentuk partisipasi yang baru.
Setiap insan
politik harus dapat menunjukan partisipannya dalam kegiatan yang berkaitan
dengan hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh pemerintah.
D.
PENTINGNYA
SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
Menurut
Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya
politik partisipan, subjek, dan paroikal.
Menurut
Samuel P. Huntington, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal yaitu
sebagai berikut.
Ø Sikap
politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat. (Tidak memilih satu
pilihan politik berdasarkan pemimpinnya)
Ø Diferensiasi
struktur. (Sudah ada spesifikasi atau tugas yang harus dilakukan)
Ø Perluasan
peran serta politik di dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-
Budaya politik merupakan perilaku suatu masyarakat
dalam kehidupan bernegara, peneyelenggaraan administrasi negara.
-
Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia ada 3 macam, yaitu budaya politik parokial, budaya politik
kaulka, dan budaya politik partisipan.
-
Budaya politik partisipan perlu di sosialisasikan
kepada segenap rakyat agar dapat berperan serta secara aktif.
-
Sebagai bangsa yang berdaulat, kemampuan menjaga dan
melindungi seluruh wilayah Negara dari berbagai ancaman dan gangguan baik
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, tidak dapat dihindari lagi.
Pertahanan dan keamanan Negara republic Indonesia silaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan serta seluruh potensi nasional, termasuk kekuatan
masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
B. Saran
Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut
kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang sesuai agar tercipta integrasi
nasional. Karena bangsa Indonesia terrdiri dari berbagai macam suku, ras,
agama, dan budaya.